Selanjutnya kita lengkapi dengan beberapa hasil penelitian dan fakta yang digabungkan menjadi satu paragraf yang padu.
- Indonesia selaku negara multi etnis dan agama, masih menghadapi persoalan intoleransi yang berujung pada radikalisme. Secara sederhana radikalisme adalah pemikiran atau sikap yang ditandai oleh empat yaitu: pertama, sikap tidak toleran dan tidak mau menghargai pendapat atau keyakinan orang lain. Kedua, sikap fanatik, yaitu selalu merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah. Ketiga, sikap eksklusif, yaitu membedakan diri dari kebiasaan orang kebanyakan. Keempat, sikap revolusioner, yaitu cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan
- Berdasarkan data penelitian Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) yang dipimpin Bambang Pranowo, guru besar Sosiologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, pada Oktober 2010 hingga Januari 2011, terungkap bahwa hampir 50 persen pelajar setuju tindakan kekerasan berdasarkan radikalisme.
- Dalam penelitian tersebut disebutkan 25 persen siswa dan 21 persen guru menyatakan Pancasila tak relevan lagi. Yang lebih mencengangkan, ada 84,8 persen siswa dan 76,2 persen guru setuju penerapan syariat Islam di Indonesia. Jumlah yang menyatakan setuju dengan kekerasan demi solidaritas agama mencapai 52,3 persen siswa. Di antaranya, ada 14,2 persen yang membenarkan serangan bom.
- Padahal dalam islam, Allah tidak menghendaki adanya radikalisasi berupa pemaksaan beragama Islam bagi orang yang tidak meyakininya, karena pada dasarnya setiap manusia telah memiliki fitrah beragama Islam yang merupakan perjanjian pribadi dengan sang Khalik sejak berada dalam kandungan.
- Sayangnya, propaganda paham radikal semakin menguat di kalangan mahasiswa dan pelajar melalui internet dan media sosial. Kewajiban dan keinginan menjadi insan yang lebih baik melalui pendidikan agama tanpa bimbingan ulama sering kali menjadi media penyebaran paham radikal.
- Radikalisme adalah embrio lahirnya terorisme. Oleh karena itu penulis mengembangkan aplikasi Hillah (Hijrah Lillahi Ta’ala) apps yang berfungsi membantu memperkuat pemahaman agama dan rasa cinta tanah air secara baik dan benar melalui pendekatan tazqiyatun nafs, tadabbur, dan sharing experience.
Harapannya aplikasi ini dapat mewadahi aktivitas keagamaan dalam satu tempat akan mempermudah pengawasan dan dapat menimalisir penyebaran paham radikal.
0 Komentar