Indonesia selaku negara multi etnis dan agama, masih menghadapi persoalan intoleransi yang berujung pada radikalisme. Kesalahan pemahaman agama dan maraknya berita palsu atau hoax menjadi faktor utama. Propaganda paham radikal semakin menguat di kalangan mahasiswa dan pelajar melalui internet dan media sosial. Kewajiban dan keinginan menjadi insan yang lebih baik melalui pendidikan agama tanpa bimbingan ulama sering kali menjadi media penyebaran paham radikal. Radikalisme adalah embrio lahirnya terorisme. Oleh karena itu penulis mengembangkan aplikasi Hillah (Hijrah Lillahi Ta’ala) yang berfungsi membantu memperkuat pemahaman agama dan rasa cinta tanah air secara baik dan benar melalui pendekatan tazqiyatun nafs, tadabbur, dan sharing experience. Hal ini sesuai dengan Nawacita Presiden Joko Widodo poin ke-9 yaitu memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorisasi sosial Indonesia. Serta sesuai dengan salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu mengurangi ketimpangan dalam negara dan antar-negara. Metode implementasi diantaranya (1) Mengumpulkan data melalui studi kajian Al Quran dan hadits serta observasi penyebaran paham radikal (2) Pendirian lembaga pengembang aplikasi yang berkerjasama dengan lembaga pendidikan dan organisasi keagamaan resmi (3) Mendesain tampilan, fitur, dan konten (4) Scripting (5) Evaluasi meliputi: pengujian penggunaan, pengujian ahli media & materi, dan pengujian pada pengguna (6) Perbaikan bug (7) Deseminasi.
Keaslian abstrak :
1 Komentar
[…] Hillah Apps: Mengatasi Radikalisme di Indonesia […]
BalasHapus